I.
Perencanaan Sosial
Pengertian
Perencanaan
Perencanaan sosial
berasala dari dua kata yaitu perencanaan dan sosial. Berikut penjelasan dari
duaa kata tersebut. Banyak sekali pengertian perencanaa sosial namun berikut
beberapa kutipan mengenai perencanaan.
1.Perencanaan adalah seni untuk
melakukan sesuatu yang akan datang dapat terlaksana (Beenhakker, 1980: 22)
2.Perencanaan adalah bentuk
penerapan yang rasional dari pengetahuan manusia terhadap proses pencapaian
keputusan yang bertindak sebagai dasar prilaku manusia (Sociedad interamericana
de Planification, dikutip oleh Waterston, 1965: 8)
Perencanaan
selalu melibatkan hal-hal yang menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan
mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin guna mencapai
tujuan-tujuan tertentu atau kenyataan yang ada dimasa depan. Setiap bentuk
perencanaan pasti mempunyai implikasi atau aspek sosialnya oleh karena itu
setiap perencanaan harus merupakan bentuk arahan bagi seluruh rangkaian
kegiatan perencanaan itu sendiri.
Makna istilah
Sosial
Ada lima ketegori
pokok mengenai pemaknaan kata sosial, yan pertama kata sosial merupakan
pengertian umum dalam kehidupan sehari-hari tetapi tidak memberikan batasan
terhadap perencanaan sosial, dalam hal ini kata sosial lebih menunjuk pada
makna hiburan. Yang kedua kata sosial sebagai lawan dari kata individual, dalam
hal ini kata sosial lebih cenderung mengarah pada pengertian sekelompok orang
yang berkonotasi masyarakat dan warga. Ketiga kata sosial digunakan dalam
pengertian yang lebih umum yaitu mengenai yang melibatkan manusia sebagi lawan
dari pengertian benda, seperti manusia sosial disini diartikan sebagi rang yang
senang berada dalam kelompok masyarakat dan hubungan sosial digunakan sebagai makna adanya interaksi atau
hubungan,
Batasan
lain mengenai kata sosial yang dapat
lebih membantu dalam memahami perencanaan sosial dijelaskan kata sosial
sebagai lawan kata ekonomi, misalnya pembangunan sosial adalah lawan dari
pembangunan ekonomi, dan yang terkhir kata sosial yang berkaitan dengan asasi
atau hak asasi dari sementara orang ataupun hak mereka sebagai anggota
masyarakat.
Adapun
definisi perencanaan sosial menurut PBB adalah sebagai berikut :
1)
Perencanaan sosial pada sektor sosial, perencanaan ini meliputi sektor kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan,
perumahan, kependudukan dan keluarga berencana.
2)
. Perencanaan sosial pada lintas sektoral, perencanaan yang lebih dari
sekedar perencanaan ekonomi, akan tetapi perencanaan pada berbagai sektor.
3)
Perencanaan sosial sebagai aspek-aspek sosial dari perencanaan ekonomi.
2. Kebijakan sosial
Ada berbagai definisi mengenai yang kebijakan sosial yang dikemukan oleh
beberapa ahli seperti Marshall, Rein, Hutman, Magil, Spicker dan Hill juga yang
mengartikan kebijakan sosial dalam kaitannya dengan kebijakan kesejahteraan
sosial, yaitu:
a) Kebijakan sosial adalah kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan
warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan
(Marshal, 1965)
b) Kebijakan sosial adalah perencanaan untuk mengatasi
biaya-biaya sosial, peningkatan pemerataan, pendistribusian pelayanan dan
bantuan sosial (Rein, 1970).
c) Kebijakan sosial adalah strategi-strategi, tindakan-tindakan
atau rencana-rencana untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan
sosial (Huttman, 1981)
3. Perbedaan
dan keterkaiatan perencanaan sosial dan kebijakan sosial
Perbedaan
antara perencanaan sosial dan kebijakan sosial adalah perencanaan sosial
merupakan proses pemikiran untuk melakukan pelayanan terhadap masyarakat
sedangkan kebijakan sosial adalah proses pembuatandan pengambilan keputusan
untuk memperelancar sebuah kegiatan yang sudah direncanakan.
Keterkaitan
antara perencanaan sosial dan kebijakan sosial adalah keduanya merupakan sebuah
langkah untuk memberikan pelayanan terhadap orang banyak, dimana perencanaan
sosial dikatakan sebagai sebuah pemikiran yang akan diteruskan pelaksanaannya
oleh kebijakan sosial.
4. Dari beberapa pembahasan mengenai perencanaan sosial
dan kebijakan sosial diatas menurut saya bahwa yang namanya perencanaan sosial
adalah sebuah proses penuangan pikiran manusia untuk melakukan sebuah kegiatan
yang berkaitan dengan peningkatan dan pelayanan kehidupan manusia yang meliputi
hal kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Sedangkan untuk
kebijakan sosial adalah sebuah proses pembuatan keputusan untuk menerapkan
hasil dari perencanaan sosial itu sendiri, jadi antara perencanaan sosial dan
kebijakan sosial saling berkaitan dimana dapat dikatakan perencanaan sosial
adalah proses awal yang akan dilanjutkan oleh kebijakan sosial untuk
penerapanya.
A.Sejarah
Munculnya Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial
pada awalnya digunakan di negara-negara maju bagian Eropa bagian barata dan
Amerika bagian utara, kebanyakan orang-orang barat beranggapan bahwa
perencanaan sosial mempunyai kaitan yang erat dengan masalah perencanaan
kesejahteraan sosial. Berasarkan laporan PBB yang dipublikasikan pada tahun
1970 memberikan kesimpulan “ Untuk tujuan
perencanaan maka bidang kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang terorganisasi yang pada dasarnya dimaksudkan untuk
memungkinkan individu, kelompok serta
masyarakat untuk memperbaiki keadaan mereka sendiri menyesuaikan diri terhadap
kondisi yang ada dan berpartisipasi dalam tugas-tugas pembangunan.Kegiatan
semacam ini tentunya membutuhkan keterampilan khusus misalnya dalam hal
diagnosa sosial, hubungan masyarakat serta pendidikan informal. Sedangkan
bentuk kegiatan itu sendiri dapat dibedakan dengan badan pelayanan kesehatan
atau fasilitas dasar bagi pendidika formal dan sekolah-sekolah kejuruan
lainya”(PBB, 1970 : 65).
Selain pengertian yang dikeluarkan oleh PBB diatas
ada istilah yang lebih sempit yang dibuat oleh PBB juga sebagai mana berikut “Rangkaian kegiatan yang dibentuk guna
memungkinkan individu,keluarga, kelompok masyarakat untuk mengatasi
masalah-masalah sosial dikarenakan adanya perubahan keadaan”( PBB.1970 : 53).
Pengertian kesejahteraan sosial mencakup suatu daftar kegiatan pelayanan khusus
kegiatan yang telah dicantumkan dalam suatu terbitan PPB mengenai pelayanan
kesejahteraan sosial pada tahun 1959. Adapun kegiatan yang dimaksudkan dalah
sebagai berikut : Bimbingan keluarga, pendidikan orang tua, pelayanan perawatan
sehari-hari, pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan oarang lanjut usia atau
jompo, rehabilitasi para penyandang cacat dan para napi, pelayanan bagi para
pengembara dan pengungsi, kegiatan kelompok remaja, pelayanan kesehatan dan
pengobatan, kegiatan persekolahan, pusat pelayanan sosial yang ada kaitannya
dengan masalah perumahan.(PBB, 1970 : 53).
Selama
ini perencanaan sosial dipandang sebagai dua jenis gambaran masyarakat barat,
yang pertama perncanaan sosial menggambarkan adanya peran yang cukup penting
bagi negara dalm pengadaan pelayanan masyarakat walaupun dalam setiap negara
berbeda-beda bentuk pelayanannya.Tetapi pada umumnya timbul anggapan bahwa
peran pemerintahlah yang nampaknya menentukan.Di Inggris misalnya corak serta
jenis bantuan pelayanan sosial sangat tergantung pada kebijaksaan partai yang
berkuasa dalam kabinet.Kedua, kenyataan bahwa negara-negara maju seperti Eropa
barat dan Amerika serikat tidak menjalankan perencanaan pembangunan secara
normal, dalm artian perencanaan sosial tersebut sebagaimana apa adanya dalam
penjelasaan terdahulu. Dengan kata lain , negara maju tersebut ikut
terlibat dalam suatu usaha yang luas dan
kontinyu guna menghasilkan
perubahan-perubahan yang telah
diperhitungkan dengan masak dalam lingkungan sosial ekonomi mereka. Perbedaan
penting lainya antara negara Dunia Ketiga dengan negara-negara Amerika Utara
dan Eropa Barat terletak pada peran perencanaan pembanguna itu sendiri.
Disebagian besar negara Dunia ketiga, pembangunan perencanaan telah menjadi
suatu pusat kegiatan terhitung sejak perang dunia II, khususnya sejak sejumlah
negara banyak yang sudah banyak memperoleh kemerdekaan politik.
B.Perubahan
Pendekatan Dalam Perencanaan Pembangunan
Pendekatan kebutuhan
dasar (basic need aproach) menyatakan
bahwa maksud kebijaksanaan pembangunan baik dalam setiap negara maupun dunia
seharusnya akan memenuhi kebutuhan dasar penduduknya. Pendekatan ini banyak
mengundang perdebatan mengenai kenyataan apa yang disebut dengan kebutuhan
dasar walaupun secara umum pendekatan
ini telah disetujui. Pendekatan dasar dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Pertama, ada konsumsi bahan-bahan pokok tertentu seperti kebutuhan pangan ,
sandang, dan papan yang dapat dijangkau
oleh setiapa orang. Kedua, Adanya pelayanan pokok seperti pendidikan,
kesehatan, dan air bersih yang setiap
orang berhak mempuanya akses yang sama. Ketiga, Ada hak untuk berpartisipasi
dalam membuat dan melaksanakan program yang berpengaruh terhadap perkembangan
pribadi. Diasumsikan juga bahwa syarat tenaga kerja produktif merupakan
komponen penting pendekatan kebutuhan
dasar sebagai bagian yang cukup berarti
dalam memperoleh pendapan yang akan digunakan lagi untuk membeli barang-barang
kebutuhan dan pelayanan pokok.
Pendekatan
pembangunan melalui kebutuhan dasar ini adalah penting khususnya bagi
perencanaan sosial dengan dua alasan berikut, yang pertama pendekatan kebutuhan
dasar dihubungkan dengan pertanyaan tentang pemerataan dan keadilan sosial dan
selanjutnya kebutuhan dasar diasumsikan bahwa setiap individu dapat dijangkau
oleh kebutuhan tersebut. Alasan yang kedua adalah karena konsep tersebut
termasuk juga kebutuhan ekonomi. Kebutuhan dasar meliputi kesejahteraan yang
lebih luas dan pelayanan yang menyumbangakan pada seluruh kualitas hidup serta
meliputi hak untuk berpartisipasi dalam pengembangan diri sendiri.
Kebijakan Sosial dan Perubahan
Sosial
Ada dua pendekatan pokok yang
berbeda terhadap hakekat masalah sosial, dan tentu saja sifat kebijakan sosial
dirancang untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu pendekatan didasarkan
pada eksistensi struktur sosial yang memungkinkan munculnya ketimpangan.Penerimaan
struktur sosial yang ada ini bermula dari adanya keyakinan bahwa memang
diperlukan. Dalam pendekatan ini masalah sosial juga ditandai dengan adanya
kekurangan bagi mereka yang tidak sanggup memilih sesuai dengan norma-norma
masyarakat atau ditandai dengan disorganisasi yang relatif kecil atau juga
dengan tidak berfungsinya masyarakat.
Pendekatan
alternatif tidak menerima eksistensi
sturktur masyarakat. Pendekatan semacam ini beranggapan bahwa masalah-masalah
sosial yang timbul justru karena adanya kekurangan yang terdapat pada struktur
itu sendiri dan pemecahan masalah yang
efektiflah yang akhirnya merubah struktur tersebut.Dengan kata lain
kebujaksanaan sosial seharusya dihubungkan denga perubahan struktur masayarakat
atau sebagai mana yang dikatakan oleh sosiolog dengan istialah “perubahan sturktur sosial”.
Kedua
jenis pendekatan analisa masalah dan kebijaksanaan sosial telah didiskusikan
khususya dalam hubunganya dengan kebijaksaan kesejahteraan sosial
dinegara-negara maju.Sebagai contoh jika pendekatan pertama diterima maka
kemiskinan dalam masyarakat industri ditandai dengan adanya suatu disorganisasi
sosil, seperti kemunduran aktivitas industri, pengangguran atau kekurangan
personal seperti kurang pendidikan dan kemalsan orang-orang miskin itu sendiri
(George dan Wilding, 1976 :5). Disisi lain pendekatan alternatif menganggap
keadaan kemiskinan semata-mata berawal dari ketimpangan yang melekat pada
struktur sosial yang ada. Oleh karenanya maka pendekatan tersebut menganjurakan
adanya rancangan untuk mengurangai ketimpangan sosial yang ada.
C.Lingkup
Perencanaan Sosial
Dalam perencanaan sosial ada tiga bidang cakupan
besar yaitu
i.
Perencanaan
pelayanan sosial
ii.
Memeprhitungkan
skala prioritas sosial dan mempertimbangkanya dalam perencanaan pembangunan
iii.
Jaminan
terhadap adanya partisipasi yang luas dalam perncanaan
Ketiga kategori ini dipilih
karena adanya kecenderungan untuk mereflesikan bermacam-macam pokok kegiatan
yang melibatkan para perencana sosial dinegara berkembang.Diharapkan dengan adanya
pembatasan ini cukup berguna secara langsung bagi mereka yang melibatkan diri
dalam perencanaan sosial di dunia Ketiga.
D.Perencanaan
Pelayanan Sosial
Penggunaan
istilah pelayanan sosial yang terpenting ditujukan pada penyediaan
pelayanan-pelayanan pokok dibidang sosial, bukan semata-mata bertalian dengan
sifat ekonominya.Pelayanan semacam ini adalah jenis pelayanan yang memberikan
sumbangan terhadap kesejahteraan sosial (social
well-being) penduduk dari perkembangan ekonomi itu sendiri. Bentuk-bentuk
pelayanan sosial sering meliputi kategori pelayanan seperti: kesejahteraan
sosial, pendidikan, kesehatan, perumahan, sanitasi dan pengadaan air bersih,
serta berbagai pelayanan sarana rekreasi. Sedanga bentuk pelayanan lain seperti
listrik, transportasi, dan komunikasi mempunyai implikasi sosial tetapi
biasanya tidak dipandang sebagai pealayanan sosial utama. Perlu kiranya
diperhatikan walaupun ada kecenderungan
untuk menganggap bahwa setiap bentuk pelayanan sosial mempunyai bidang cakupan
kegiatan atau lingkungan tertentu, ternyata dalam praktek sering terjadi
tumpang tindih (overlapping) diantara
berbagai bentuk pelayanan sosial yang berbeda antara pelayanan-pelayanan sosial
dan aspek-aspek lain kegiatan pembangunan. Kesejahteraan sosial meruapakan
lingkup kegiatan yang teramat samar, ada beberapa segi pandang yang berbeda
mengenai apa yang termasuk pengertian umum tentang pelayanan kesejahteraan
sosial.
Komponen-komponen perencanaan
Ada tiga komponen
dalam perncanaan yang dapat diidentifakasi yaitu: analisis dan pengumpulan
data, perumusan kebijaksanaan dan persiapan pelaksanaan program dan proyek
tertentu.
1)
Analisis
data dan pengumpulan data
Analisis data dan pengumpulan
data merupakan bagian penting bagi perencanaa pelayanan sosial dan hal ini
berlaku hampir untuk semua bentuk perencanaan. Dalam perencanaan diperlukan dua
macam data utama yaitu dat mengenai kelengkapan pelayanan dan data mengenai
kebutuhan bagi pelayanan dimasa akan datang. Untuk contoh data pertama yang diperlukan dalam bidang
pendidikan yaitu mengenai jumlah siswa,jumlah tenaga pengelola, serta jumlah
biaya yang diperlukanuntuk berbagai jenis pendidikan yang ada. Jenis data kedua
yaitu data yang betalian dengan kebutuhan dan tuntutan pelayanan dimasa depan
ternyata lebih sulit diperoleh karena data semacam ini melibatkan penggambaran
proyeksi berdasarkan data yang ada memperhitungkan tuntuta masyarakat yang
mungkin terjadi dalam bidang pelayanan tertentu
2)
Perumusan
kebijaksanaan
Proses
perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan saling berkaitan, mereka yang
melibatkan diri dalam bidang perencanaan pelayanan sosial sebaiknya mengetahui
segala macam isu kebijaksanaan yang ada relevansinya. Sebagai konsekuensinya
banyak waktu yang akan tersita guna mencurahkan perhatian pada masalah-masalah
yang ada kaitanya dengan kebijakan
3)
Penyiapan
program
Komponen
yang selanjutnya dari proses perencanaan adalah menyiapkan usulan-usulanrinci
bagi perkembangan dimasa yang akan datang dalam jenis pelayanan tertentu.
Sebagai contoh dalam bidang pendidikan usul-usul ini semacam ini akan mencakup
perkiraan jumlah siswa yang harus diberi makan dalam setiap jenis pendidikan,
kelengkapan tenaga pengelola dan sumber-sumber modal baru serta jumlah uang
yang diperlukan guna mengimplementasikan usul-susul tersebut.
Proses
perencanaan pelayanan sosial sering kali melibatkan persiapan pembuatan suatu
dokumen rencana. Perencanaan bukan hanya melibatkan diri pada pembuatan dokumen
perencanaan dan sama sekali tidak perlu membuat dokumen semacam itu. Namun
dengan berbagai alasan banyak negara yang memutuskan untuk membuat dokumen
perencanaan resmi untuk berbagai jenis pelayanan sosial.
E.Perencanaan
Sosial Dalam Perencanaan Pembangunan
Didalam
perencanaan pembangunan ada beberapa hal atau faktor yang tidak boleh
ditinggalkan, faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pentingnya faktor sosial
Faktor sosial merupakan salah
satu faktor yang tidak boleh ditinggalkan dalam menerapakan strategi
perencanaan pembangunan nasional. Dalam aspek sosial ini ada 4 macam aspek
sosial yang dapat diambil sebagi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan.
a.
Faktor
manusia
Sebagaimana yang telah disebutkan
oleh Apthorpe (1970) dan para pakar yang lain bahwa manusia menjadi salah satu
faktor penting dalam perencanaan pembnagunan. Faktor ini meliputu beberapa
sapek lingkugan sosial budaya yang mempengaruhi cara mereka merasakan kebutuhan
dan mewujudkanya dalam program pembangunan.Konsep faktor manusia adalah penting
dalam mendiskusika rasionalitas manusia.
b.
Pemenuhan
kebutuhan sosial
Sedikit berbeda tentang
interpretasi mengenai aspek sosial pada perencanaan pembangunan yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan sosial (Provision
of social nedds) termasuk pelayanan sosial dasar seperti pendidikan
,kesehatan, perumahan dan kebutuhan dasar lainya yang tidak mudah untuk
ditentukan seperti kebudayaan tradisional. Pada zaman dahulu progran-program
pembangunan hanya diarahkan pada pencapaian ekonomi dan kurang mengindahkan
kebutuhan sosial yang ada.
c.
Keadailan
sosial
Tujuan dari memperhitungkan
faktor-faktor sosial adalah untuk mengetahui kemungkinan dampak yang timbul
dari adanya ketimpangan-ketimpangan antara individu atau kelompok seperti
program ekstensifikasi pertanian akan membawa keuntungan pada semua petani atau
hanya pada petania kaya saja. Dengan kata lain perencanaan pembangunan harus
dihubungkan dengan pertanyaan tentang persamaan keadilan sosial.
d.
Pembangunan
manusia seutuhnya
Alasan mengapa faktor sosial
menjadi bagian dalam perencanaan pembangunan nasional yang pertama adalah
adanya fakta bahwa perencanaan sering gagal jika pertimbangan sosial tidak
diperhitungkan dan alasan yang kedua adalah bahwa pencapaian tujuan sosial atau
berbagai tujuan lainya sekarang ini banyak dikenal di berbagai negara sebagai
tujuan akhir, tidak ahnaya sekedar cara untuk meyakinkan bahw atujuan ekonomi
akan tercapai tanapa adanya rintangan. Hal ini telah dipaparkan oleh
Nye-rere yang tidak hanya menekankan
pentingnaya pertimbangan faktor sosial tetapi lebih jauh dari itu seperti yang
ia katakan bawa jika kita mengejar-ngejar kekayaan sebagai”martabat” dan
ketimpangan sosial maka yang terakhirlah yang akan mendapat prioritas
penanganan (Nye-rere, 1968 : 316).
F.Perencanaan
Partisipatif
Tanggung jawab mengenai kepastian partisipasi
masyarakat dalam proses perencanaan sering dibebankan pada pundak para ahli perencana sosial karena mereka
memiliki perhatian khusus pada aspek-aspek manusia dibidang pembangunan
masyarakat atau pada komunitas teretantu baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Ada tiga alsan penting mengapa perencanaan partisipatif dianggap
penting, yang pertama adalah partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guan
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat
yang tanpa kehadiranya program pembangunan dan proyeo-proyek akan gagal.Alasan
yang kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atauprogram
pembangunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaanya karena
mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai
rasa memilik terhadap proyek tersebut.
Alasan
ketiga yang mendorong adanya partisipasi umum di berbagai negara karena adanya
anggapan bahwa merupakan suatu ahk demokrasi apabila masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Masyarakat memppunyai hak untuk
turut serta ‘urun rembug’ dalm
menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanankan di daerah mereka.Hal ini
selaras dengan pemahaman man centered
development (pembangunan yang
dipusatkan pada kepentingan manusia) yaitu jenis pembangunan yang lebih
diarahkan demi perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar alat pembangunan itu
sendiri.
Paham
yang menyatakan bahwa pembangunan merupakan hak asasi amnusia sudah umum
diberbagai negara, baik kaya maupun miskin tetapi lebih dirasakan lagi di
negara-negara Dunia Ketiga yang baru-baru saja merdeka yang dahulunya mereka
merasakan bahwa yang namanya kolonialisme merupakn faktor yang menekankan
hak-hak demokrasi mereka.Ada beberpa metode yang digunakan untuk mempertahankan
perencanaan partisipasi yang telah dibuat yaitu dengan proses perencanaan : (1) Survai dan konsultasi lokal, (2)
Penggunaan staf yang terampil, (3) Perencanaan yang bersifat desentralisasi,
(4) Pemerintah daerah, (5) Pembangunan masyarakat (community development).
Tipe
program pembangunan masyarakat ini meliputi berbagi elemen masyarakat yang
diambil dari bentuk metode-metode yang lain termasuk penggunaan tenag ahli yang
besar-besaran, desentralisasi perencanaan dan desentralisasinya, pembentukan
pemerintah tingkat nasional sehingga akan lebih dapat dianggap sebagi kombinasi
berbagai metode yang lain dari anggapan sebagi suatu bentuk alternatif. Metode
semacam ini juga lebih memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan
maupun dalam mengimplementasikan program pembangunan masyarakat.Namun membuat
suatu program pembangunan masyarakat dengan skala nasional yang dapat
benar-benar berfungsi secara efektif bukanlah tugas yang mudah. Sekalipun
demikian survai yang telah diselenggarakan mengenai metode alternatif
menyimpulakn bahwa setiap bentuk perencanaan partisipatif akan selalu sarat dengan masalah.
wah terlalu banyak tulisannya jadi agak malas untuk membacanya :D
BalasHapusTulisannya keren,, tapi referensinya boleh dibuat kee??
BalasHapusgood job bro..
BalasHapus